Dari Rimba Tropis Sumatera ke Mimbar Ilmu: Perjalanan Sainal Abidin

Dua puluh dua tahun yang lalu, di dalam kegelapan rimbun hutan tropis Aceh Timur, seorang anak dilahirkan. Anak ini sekarang telah menjadi lebih dari sekadar seorang pemuda biasa. Ia adalah Sainal Abidin, lahir pada tanggal 13 Maret 2001, anak kedua dari tiga bersaudara, yang menjadi cahaya yang bersinar terang bagi desa Terujak. Seperti berlian yang ditemukan di tengah hutan belantara, Sainal adalah anugerah bagi kedua orangtuanya, Ajir Abdurrahman dan Suasah. [Baca selengkapnya]

9/14/2023

Dua puluh dua tahun yang lalu, di dalam kegelapan rimbun hutan tropis Aceh Timur, seorang anak dilahirkan. Anak ini sekarang telah menjadi lebih dari sekadar seorang pemuda biasa. Ia adalah Sainal Abidin, lahir pada tanggal 13 Maret 2001, anak kedua dari tiga bersaudara, yang menjadi cahaya yang bersinar terang bagi desa Terujak. Seperti berlian yang ditemukan di tengah hutan belantara, Sainal adalah anugerah bagi orangtuanya, Ajir Abdurrahman dan Suasah.

Desa Terujak, tempat kelahiran Sainal, terletak di ujung lembah pergunungan tropis Sumatera yang dikelilingi oleh hutan lindung, di mana berbagai satwa langka bersemayam. Di bawah kanopi pohon-pohon tinggi itu, Sainal bermimpi tentang masa depannya, di dunia di mana jaringan komunikasi dan internet masih merupakan khayalan, dan listrik adalah suatu kemewahan. Namun, semangatnya untuk mengejar ilmu tak pernah padam.

Beberapa tahun terakhir telah menjadi titik balik bagi desa Terujak. Penjelajah menemukan Air Terjun Terujak yang memukau, dan desa ini pun menjadi terkenal di dunia pariwisata. Tak mengherankan bahwa lokasi air terjun ini meraih juara II dalam kategori Surga Tersembunyi pada API Award 2022. Akses ke desa ini memerlukan perjalanan lima jam dari kota kabupaten terdekat.

Sainal, seorang anak petani, punya impian besar. Ia ingin sementara waktu meninggalkan desanya untuk membawa cahaya ilmu ke kampung halamannya. Mahasiswa semester tiga pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Tinggi Agama Islam Tgk. Chik Pante Kulu, dengan IPK 3.72 yang mengesankan. Selain itu, Sainal adalah seorang Hafidz Quran, pernah mengikuti pelatihan ulama muda di Idi Rayeuk, dan meraih juara kedua dalam Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) antar pesantren se-Aceh Besar.

Namun, Sainal tidak henti di situ. Ketika libur kuliah, ia mengajar anak-anak desanya membaca Al-Quran di Taman Pendidikan Al-Quran (TPA). Ia juga menjadi imam shalat di mesjid dan meunasah di desanya, dan diangkat sebagai Khatib Jumat yang memberikan khutbah pada hari Jumat. Ia adalah kebanggaan keluarga, teman, masyarakat desanya, kampus, pesantren, dan kita semua.

Sainal adalah lulusan Dayah Tahfidz Quran Al Imdadiyah, Gampong Luthu, Dayah Krueng, Kecamatan Suka Makmur, Aceh Besar. Pesantren ini mendapat bantuan dari Al-Imdaad Foundation Afrika Selatan. Pendanaan operasional pesantren diperoleh melalui infaq dan sadaqah dari masyarakat yang tulus berkontribusi untuk pendidikan.

Orang tua Sainal tidak sanggup membayar biaya pendidikan pesantren, tetapi pesantren setuju untuk membebaskan seluruh biaya jika Sainal berhasil menghafal Al-Quran sesuai kesepakatan. Rencana Penguasa alam semesta lebih indah, ketidakmampuan ekonomilah yang mengantarkannya menjadi seorang Hafidz Al-Qur’an. Lima tahun di pesantren itu adalah perjalanan yang luar biasa, dengan komunikasi yang sangat terbatas dengan keluarganya.

Dalam wawancara eksklusif, ia membagikan beberapa potongan kecil dari kehidupannya. Ayahnya, seorang petani yang menghidupi keluarganya dari hasil bumi yang ia tanam, cerita ini telah memberikan contoh tentang ketekunan dan kerja keras. Saat kami memintanya untuk berbagi kata-kata mutiara, Sainal dengan rendah hati menjawab, "Benahi hati dari dendam, iri, dan dengki. Hilangkan rasa bangga terhadap diri sendiri dan perilaku yang merendahkan orang lain."

Sainal Abidin adalah contoh nyata bahwa tekad, semangat, dan ketekunan dapat mengatasi semua rintangan. Ia adalah harapan dan inspirasi bagi generasi muda desa Terujak dan seluruh masyarakat. Melalui ilmu pengetahuan dan iman, Sainal telah mengukir namanya sebagai berlian yang tersembunyi di tengah hutan tropis Aceh Timur. Ia menerangi desanya dan membawa kebanggaan bagi semua yang mengenalnya, menyentuh hati kita dengan kehidupan penuh dedikasi dan kebaikan yang ia jalani. [Suraman]